Ada beberapa perasaan yang akan dijalani seorang murid (salik) dalam perjalanannya menuju Tuhan. Setiap murid akan berpindah dari satu perasaan ke perasaan yang lain sampai akhirnya dia akan merasakan perasaan rindu (syauq) atau mungkin lebih dari itu, bisa-bisa murid tersebut akan merasakan perasaan melebur dengan yang dia cintai, sampai-sampai dia tak lagi dapat melihat yang lain selain Sang Kekasih.
Karena itu, tidak aneh jika ada seorang sufi seperti al-Hallaj yang pernah berkata: “Akulah Allah, akulah kebenaran, Maha suci aku”. Keadaan seperti ini adalah keadaan di saat seorang sufi kehilangan perasaannya, dan ini telah menjadi istilah dalam buku-buku tasawuf dengan sebutan Syatah. Lupakan tentang Syatah! Disini saya hanya ingin membicarakan Kuil Cinta, sebuah lagu dari album Original Soundtrack Get Married, Slank.
Seandainya Aa Gym atau Rhoma Irama, atau Opic yang menyanyikan lagu itu, mungkin saya tidak akan menulis tulisan ini. Sepanjang yang saya tahu, Slank adalah nama sebuah band dan bukan tim nasyid. Saya cuma bingung dengan pengertian cinta yang dituturkan Kaka (sang vokalis) dalam lagu itu.
Kemaren saya baru saja ujian maddah (materi) tasawwuf, di buku itu saya menemukan beberapa pengertian cinta yang telah dikemukakan penulis dari komentar-komentar ulama seputar kata “cinta”. Dalam lagu Kuil Cinta, Slank juga mengemukakan beberapa pengertian kata cinta. Bait pertama lagu itu berbunyi: “Cinta: Itu suci; Itu putih; Itu tinggi. Cinta: Itu murni; Itu bersih; Itu tinggi”
Dan coba bandingkan dengan pengertian-pengertian yang ditawarkan ulama yang mengatakan bahwa kata cinta dalam bahasa arab berarti: as-Shafa wa al-Bayadh (Bersih dan Putih) al-‘Uluw wa adz-Dzuhur (Tinngi dan Jelas) al-Lubab wa al-Khulush (Isi dan Murni). Begitulah seputar pengertian cinta yang di tawarkan oleh para ulama dan Slank, hampir sama! Kemudian, kita lanjutkan ke bait berikutnya. Di bagian reff Kaka berteriak bahwa:
“Kuil cinta menebar kebahagiaan. Kuil cinta menyebar kedamaian.”
Dalam lagu ini Kaka membicarakan cinta secara umum, karena tak ada disebutkan tujuan cinta itu kepada apa dan siapa, dan buah dari cinta itu adalah kebahagiaan dan kedamaian.
Dan saya yakin cinta yang dibicarakan Kaka disini adalah bukan cinta biasa, karena seandainya cinta yang mereka sebutkan itu adalah ‘cinta yang biasa’ (sebut saja cinta seorang pemuda dengan gadis pujaannya) maka mereka (Slank) tidak berhak memutlakkan semua cinta pasti akan berujung kepada kebahagiaan dan kedamaian.
Karena berapa banyak cinta yang hanya akan membuat kegelisahan, seperti mencintai apa yang ada di tangan orang lain? Berapa banyak kisah cinta yang berakhir menyedihkan? Dan berapa banyak yang terluka karena cinta? Semuanya sangat jauh dari kebahagiaan dan kedamaian!
Kalau cinta yang dibicarakan Slank bukanlah cinta biasa, lantas cinta apakah itu? Luar biasa! Iyah mungkin ‘cinta luar biasa’ lah yang akan mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian, bukan hanya disini, bahkankan di kehidupan selanjutnya.
Saya mengatakan cinta sesama makhluk atau kepada benda adalah cinta yang biasa, karena cinta ini akan dapat dimiliki siapa saja, orang baik, penjahat, semua akan bisa merasakannya. Sangat berbeda dengan cinta kepada Sang Maha Penyayang. Cinta-Nya hanya dapat dimiliki oleh orang-orang tertentu, bukan orang kafir, bukan munafik, bukan juga para pembangkang. Hanya orang yang percaya (beriman) yang akan mendapatkan legalisasi cinta ini.
Tentang hal ini Allah pernah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku! Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian” (QS. Ali ‘Imran: 31)
Bukan hanya sekedar ucapan, tapi Dia menuntut bukti dari mereka yang mengaku mencintai-Nya dengan mengikuti apa yang telah dibawa oleh utusan-Nya; Muhammad bin Abdullah Shallallahu’alai wa sallam.
Dan sudah bisa dipastikan jika semua orang mengikuti Muhammad, maka takkan ada yang namanya kejahatan, kekacauan dan kekerasan. Karena sebagaimana yang kita ketahui dan yakini bahwa tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Rasulullah atau perbuatan yang terlaku darinya, kecuali mengisyaratkan kepada kebenaran dan kebaikan. Dan jika semua orang berbuat baik, maka akan terciptalah yang namanya kebahagiaan dan kedamaian. Wallahua’lam!
Seperti yang diteriakkan Slank, bahwa: “Kuil cinta menebar kebahagiaan. Kuil cinta menyebar kedamaian.” Jika saya boleh berkomentar lebih jelas lagi, saya akan mengatakan bahwa cinta yang mutlak (pasti) akan membawa kebahagiaan dan kedamaian adalah cinta kepada Sang Pencipta. Mungkin –dengan tulisan ini- saya hanya ingin mengatakan bahwa: Musik bukan hanya sekedar bunyi! Selain nada dia juga masih mempunyai makna. Walaupun biasanya nadalah yang sering membuat kata-kata (lirik) menjadi lebih indah, namun lirik yang sembarangan juga akan membuat lagu menjadi kehilangan keindahannya.
Jika saya hanya melirik nadanya saja, mungkin sampai hari ini saya takkan pernah bisa menyukai musiknya Slank. Lagu-lagu Slank bagi saya adalah lagu-lagu yang luar biasa, bukan hanya Kuil Cinta, disana masih banyak lagu-lagu yang meneriakkan tentang banyak hal yang memaksa para pendengarnya untuk bergerak (berkarya). Slank pernah menghina habis-habisan ‘anak mami’ yang hanya bergantung kepada orang tua. Kejujuran, kepolosan, kebersamaan, keberanian dan kewajiban terhadap tanah air semuanya telah diteriakkan oleh Slank. Dan inilah yang membedakan Slank dengan band-band lain, mereka tidak melulu membicarakan cinta dan sinta. Peace!
Karena itu, tidak aneh jika ada seorang sufi seperti al-Hallaj yang pernah berkata: “Akulah Allah, akulah kebenaran, Maha suci aku”. Keadaan seperti ini adalah keadaan di saat seorang sufi kehilangan perasaannya, dan ini telah menjadi istilah dalam buku-buku tasawuf dengan sebutan Syatah. Lupakan tentang Syatah! Disini saya hanya ingin membicarakan Kuil Cinta, sebuah lagu dari album Original Soundtrack Get Married, Slank.
Seandainya Aa Gym atau Rhoma Irama, atau Opic yang menyanyikan lagu itu, mungkin saya tidak akan menulis tulisan ini. Sepanjang yang saya tahu, Slank adalah nama sebuah band dan bukan tim nasyid. Saya cuma bingung dengan pengertian cinta yang dituturkan Kaka (sang vokalis) dalam lagu itu.
Kemaren saya baru saja ujian maddah (materi) tasawwuf, di buku itu saya menemukan beberapa pengertian cinta yang telah dikemukakan penulis dari komentar-komentar ulama seputar kata “cinta”. Dalam lagu Kuil Cinta, Slank juga mengemukakan beberapa pengertian kata cinta. Bait pertama lagu itu berbunyi: “Cinta: Itu suci; Itu putih; Itu tinggi. Cinta: Itu murni; Itu bersih; Itu tinggi”
Dan coba bandingkan dengan pengertian-pengertian yang ditawarkan ulama yang mengatakan bahwa kata cinta dalam bahasa arab berarti: as-Shafa wa al-Bayadh (Bersih dan Putih) al-‘Uluw wa adz-Dzuhur (Tinngi dan Jelas) al-Lubab wa al-Khulush (Isi dan Murni). Begitulah seputar pengertian cinta yang di tawarkan oleh para ulama dan Slank, hampir sama! Kemudian, kita lanjutkan ke bait berikutnya. Di bagian reff Kaka berteriak bahwa:
“Kuil cinta menebar kebahagiaan. Kuil cinta menyebar kedamaian.”
Dalam lagu ini Kaka membicarakan cinta secara umum, karena tak ada disebutkan tujuan cinta itu kepada apa dan siapa, dan buah dari cinta itu adalah kebahagiaan dan kedamaian.
Dan saya yakin cinta yang dibicarakan Kaka disini adalah bukan cinta biasa, karena seandainya cinta yang mereka sebutkan itu adalah ‘cinta yang biasa’ (sebut saja cinta seorang pemuda dengan gadis pujaannya) maka mereka (Slank) tidak berhak memutlakkan semua cinta pasti akan berujung kepada kebahagiaan dan kedamaian.
Karena berapa banyak cinta yang hanya akan membuat kegelisahan, seperti mencintai apa yang ada di tangan orang lain? Berapa banyak kisah cinta yang berakhir menyedihkan? Dan berapa banyak yang terluka karena cinta? Semuanya sangat jauh dari kebahagiaan dan kedamaian!
Kalau cinta yang dibicarakan Slank bukanlah cinta biasa, lantas cinta apakah itu? Luar biasa! Iyah mungkin ‘cinta luar biasa’ lah yang akan mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian, bukan hanya disini, bahkankan di kehidupan selanjutnya.
Saya mengatakan cinta sesama makhluk atau kepada benda adalah cinta yang biasa, karena cinta ini akan dapat dimiliki siapa saja, orang baik, penjahat, semua akan bisa merasakannya. Sangat berbeda dengan cinta kepada Sang Maha Penyayang. Cinta-Nya hanya dapat dimiliki oleh orang-orang tertentu, bukan orang kafir, bukan munafik, bukan juga para pembangkang. Hanya orang yang percaya (beriman) yang akan mendapatkan legalisasi cinta ini.
Tentang hal ini Allah pernah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku! Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian” (QS. Ali ‘Imran: 31)
Bukan hanya sekedar ucapan, tapi Dia menuntut bukti dari mereka yang mengaku mencintai-Nya dengan mengikuti apa yang telah dibawa oleh utusan-Nya; Muhammad bin Abdullah Shallallahu’alai wa sallam.
Dan sudah bisa dipastikan jika semua orang mengikuti Muhammad, maka takkan ada yang namanya kejahatan, kekacauan dan kekerasan. Karena sebagaimana yang kita ketahui dan yakini bahwa tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Rasulullah atau perbuatan yang terlaku darinya, kecuali mengisyaratkan kepada kebenaran dan kebaikan. Dan jika semua orang berbuat baik, maka akan terciptalah yang namanya kebahagiaan dan kedamaian. Wallahua’lam!
Seperti yang diteriakkan Slank, bahwa: “Kuil cinta menebar kebahagiaan. Kuil cinta menyebar kedamaian.” Jika saya boleh berkomentar lebih jelas lagi, saya akan mengatakan bahwa cinta yang mutlak (pasti) akan membawa kebahagiaan dan kedamaian adalah cinta kepada Sang Pencipta. Mungkin –dengan tulisan ini- saya hanya ingin mengatakan bahwa: Musik bukan hanya sekedar bunyi! Selain nada dia juga masih mempunyai makna. Walaupun biasanya nadalah yang sering membuat kata-kata (lirik) menjadi lebih indah, namun lirik yang sembarangan juga akan membuat lagu menjadi kehilangan keindahannya.
Jika saya hanya melirik nadanya saja, mungkin sampai hari ini saya takkan pernah bisa menyukai musiknya Slank. Lagu-lagu Slank bagi saya adalah lagu-lagu yang luar biasa, bukan hanya Kuil Cinta, disana masih banyak lagu-lagu yang meneriakkan tentang banyak hal yang memaksa para pendengarnya untuk bergerak (berkarya). Slank pernah menghina habis-habisan ‘anak mami’ yang hanya bergantung kepada orang tua. Kejujuran, kepolosan, kebersamaan, keberanian dan kewajiban terhadap tanah air semuanya telah diteriakkan oleh Slank. Dan inilah yang membedakan Slank dengan band-band lain, mereka tidak melulu membicarakan cinta dan sinta. Peace!
Komentar
Posting Komentar
Biasakan Beradat " Bebas Tapi Sopan "